Saturday, June 25, 2011

Varises Menghambat Persalinan Normal

Ternyata, varises bukan cuma terjadi di kaki,
tapi juga bisa di vagina dan anus. Hati-hati,
karena berisiko terjadi perdarahan sewaktu
persalinan.
Bisa dipastikan, tak ada wanita yang tak ingin
tampil indah. Begitu pun kala hamil. Itu sebab
tak setiap wanita siap menghadapi perubahan
tubuh yang terjadi saat hamil. Sekalipun
perubahan itu terjadi di kaki semisal varises.
Betapa tidak? Kehadiran tonjolan biru
melingkar-lingkar seperti cacing ini membuat
kaki yang semula mulus jadi hilang
keindahannya.
Namun yang harus dicemaskan bukan
hilangnya keindahan si kaki, melainkan si
varises. Pasalnya, hampir semua wanita
hamil yang mengalami varises di kaki, di
vaginanya pun ada varises. Ini berbahaya, lo,
karena bisa menghambat persalinan,
terutama bagi mereka yang melakukan
persalinan secara normal atau pervaginam.
Bukan berarti yang kakinya mulus alias tak
terkena varises, akan aman-aman saja, lo.
Soalnya, bisa terjadi si varises memang tak
bersarang di kaki, melainkan di vagina dan
jalan lahir atau di anus.“Bila varisesnya
besar-besar di daerah jalan lahir atau dubur,
akan berisiko terjadi perdarahan waktu
persalinan, karena pembuluh darah yang
membesar itu bisa pecah akibat tertekan
tubuh janin saat meluncur keluar dalam
persalinan,” terang dr. Judi Januadi
Endjun, SpOG, Sonologist, dari FK UPN
Veteran/Departemen Obstetri dan
Ginekologi RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta.
Bahkan, saat mengejan pun, bisa saja
pembendungan pada pembuluh-pembuluh
darah di sekitar jalan lahir tak bisa ditahan
oleh dinding pembuluh hingga pecah dan
timbullah perdarahan hebat. Akibatnya,
harus dilakukan bedah sesar pada si ibu untuk
mencegah perdarahan hebat.
PERUBAHAN NORMAL
Varises, terang Judi, merupakan pelebaran
pembuluh darah vena atau pembuluh darah
balik yang diakibatkan kelemahan pada
dinding otot pembuluh darah tersebut atau
karena ada gangguan pada klep vena.
Saat hamil, wanita akan mengalami
perubahan hormonal, terutama peningkatan
hormon progesteron. Perubahan hormonal
yang besar itu mengakibatkan terjadi
perubahan fisik dan psikis yang nyata. Misal,
payudara membesar dan aerola mammae
yang tampak lebih kehitaman, tubuh terasa
lemas, pusing, serta merasa mual-muntah.
Nah, perubahan hormonal juga berpengaruh
pada dinding pembuluh darah, yaitu membuat
elastisitas dinding pembuluh darah makin
bertambah, hingga dinding pembuluh darah
(baik arteri maupun vena) makin lentur.
Akibatnya, pembuluh darah jadi tambah
besar dan melebar. Namun pembesaran dan
pelebaran ini terlihat lebih nyata pada
pembuluh darah vena karena pembuluh
darah vena lebih tipis dibanding pembuluh
darah arteri (nadi).
Pelebaran pembuluh darah ini perlu untuk
memenuhi kebutuhan janin, agar aliran darah
dan volume darah yang memang makin
meningkat pada wanita hamil dapat tersuplai
dengan baik, hingga pertumbuhan janin pun
berlangsung normal. Bukankah rahim yang
membesar butuh penyediaan aliran darah
yang banyak, hingga pembuluh-pembuluh
darah yang menjadi tempat darah mengalir
akan bertambah besar dan banyak?
Namun, akibat efek mekanik penekanan
rahim, maka aliran darah balik dari anggota
gerak bawah dan panggul mengalami
hambatan hingga terjadi bendungan yang bisa
menyebabkan pelebaran vena atau varises.
TERGANTUNG BESAR RAHIM
Pada wanita hamil, umumnya varises terjadi
di daerah panggul dan anggota gerak bagian
bawah. Soalnya, pembuluh-pembuluh darah
di daerah itulah yang berhubungan erat
dengan rahim. Sementara kemunculannya
bisa kapan saja, bahkan bisa sejak kehamilan
trimester pertama, tergantung sebelumnya
sudah ada varises atau tidak. Yang jelas, tegas
Judi, sejalan bertambahnya usia kehamilan,
biasanya varises makin tambah parah.
Varises bertambah besar bila aliran darah di
pembuluh vena mengalami bendungan.
Pembendungan bisa terjadi, seperti diungkap di
atas, akibat efek mekanik penekanan rahim.
Adapun besarnya pembendungan aliran darah
amat tergantung besarnya rahim. Makanya,
varises makin parah di bulan-bulan terakhir
kehamilan karena beban perut makin besar.
Bukankah makin bertambah usia kehamilan,
rahim pun akan makin besar? Nah, rahim yang
makin besar ini, makin lama makin menekan
pembuluh darah balik yang terdapat di bagian
bawah perut.
Selain itu, bagian kepala janin yang sudah
turun ke rongga panggul juga mempengaruhi.
Akibatnya, aliran peredaran darah di daerah
itu tak lancar. Aliran darah yang terhambat
dan terbendung inilah yang tampak sebagai
tonjolan di bawah kulit. Pada betis, tonjolan
itu tampak sebagai garis-garis panjang warna
hijau kebiru-biruan.
Pembesaran ini makin diperparah oleh sikap
tubuh yang salah semisal berdiri terus-
menerus, duduk yang terlalu lama, dan sering
mengangkat beban berat. Terlebih bila
wanita hamil kurang berolahraga. Itu sebab,
wanita hamil dianjurkan rajin berolah raga
agar aliran darah tetap lancar.
Sementara varises di anus yang lebih dikenal
dengan istilah ambeien, salah satu pemicunya
adalah kebiasaan buang air besar dengan cara
duduk. Mereka yang kurang menkonsumsi
makanan berserat pun punya kecenderungan
cukup besar untuk menderita varises di anus.
Kecenderungan varises juga makin besar
terjadi pada wanita yang pernah hamil dan
melahirkan anak lebih dari 2 kali maupun
wanita hamil usia di atas 40 tahun.
Penyebabnya, tak lain ada arteriosclerosis
(penebalan dinding pembuluh darah) yang
berdampak dinding pembuluh darah jadi
kehilangan daya lentur/elastisitasnya.
Kekakuan dinding arteri ini akan menghambat
aliran vena, hingga varises pun timbul.
Selain tentu saja varises juga terjadi pada
mereka yang memang berbakat.
SULIT DIOBATI
Untuk varises di kaki, pembesaran bisa
dicegah dengan memakai stocking khusus.
Sayang, stocking ini tak nyaman dipakai
karena menimbulkan rasa gerah lantaran
iklim di Indonesia yang panas.
Sementara pembesaran varises di vagina dan
anus, tak ada alat khusus yang bisa
mencegahnya. Namun bila wanita hamil rajin
mengangkat kaki dengan cara menaruhnya di
atas bantal kala sedang tidur-tiduran atau
membaca buku, sedikit banyak bisa
membantu melancarkan aliran darah. Dengan
cara ini diharapkan beban yang harus ditopang
kaki jadi makin berkurang. Selain penggunaan
sepatu, sebaiknya dengan hak maksimal 2
cm agar aliran darah tak terhambat.
Kemudian saat tidur, usahakan jangan
berbaring hanya dalam satu posisi untuk
menghindari tekanan pada
pembuluhpembuluh darah di satu tempat.
Akan halnya pengobatan varises, biasanya
cuma bersifat mengurangi keluhan. Soalnya,
varises yang terjadi saat kehamilan amat
sulit diobati. Selain harus memperhitungkan
dampak negatif yang mungkin terjadi pada
janin, juga proses terjadi varises berkaitan
dengan kehamilan. Bukankah makin tua usia
kehamilan akan makin besar rahim, hingga
makin besar pula efek bendungan pada
pembuluh-pembuluh vena hingga varises
makin besar?
Makanya, saran Judi, mereka yang berbakat
atau sudah punya penyakit ini, sebaiknya
varises diobati sebelum hamil. Jikapun
keluhannya sudah terasa mengganggu, akan
diberi obat oles yang memunculkan efek
menghangatkan. Kadang juga diberi vitamin
tambahan yang bekerja untuk syaraf seperti
vitamin B1, B6, dan B12. Atau bahkan diberi
suntikan yang bersifat mengurangi rasa sakit,
karena varises yang parah akan dirasakan
pegal-pegal, panas, dan sakit oleh si ibu hingga
membuatnya sering merasa tak nyaman
serta menimbulkan banyak keluhan dan
stres. Tentu obat suntiknya harus dipilih yang
aman bagi janin.
TAK BISA NORMAL LAGI
Menurut Judi, wanita yang pada kehamilan
pertamanya mengalami varises, biasanya
pada kehamilan kedua dan seterusnya akan
makin parah varisesnya. Soalnya, elastisitas
otot-otot jadi berubah, hingga varises yang
diderita pun makin berat. Pada kasus ini,
biasanya untuk kembali normal akan sulit,
hingga jalan operasilah yang bisa
mengatasinya.
Umumnya, varises yang terjadi karena
kehamilan akan hilang sendiri setelah
kelahiran bayi. Bukankah dengan
mengecilnya rahim, pembendungan tak ada
lagi, hingga aliran darah pun lancar kembali?
Namun begitu, untuk sebagian wanita
mungkin saja tak bisa normal kembali. Jadi,
varisesnya masih tampak besar-besar, hingga
perlu penanganan dokter lebih lanjut.
Waktu menghilangnya pun tak sama pada
masing-masing ibu. Ada yang dalam waktu
cepat bisa hilang, misal, setelah kelahiran
bayi, tapi ada pula yang hingga waktu nifas
baru hilang.“Tiap wanita punya ciri dan sifat
sendiri dalam tubuhnya, termasuk dalam
susunan pembuluh darahnya,” kata Judi.
Hal ini pula yang menyebabkan tak setiap
wanita akan mengalami varises.
Tips Mencegah Varises
* Rajin senam.
* Tak mengenakan pakaian ketat.
* Sesering mungkin mengangkat kaki lebih
tinggi dari tubuh.
* Jika otot kaki terasa pegal, pijatlah hingga
aliran darah kembali normal.
Mencegah Ambien Bertambah Parah
Biasanya dokter akan memeriksa varises di
anus (ambeien) dan saluran pembuangan
bagian bawah ini dengan alat bernama
anuskopi. Dari situ dokter bisa melihat,
apakah varises akan membahayakan
kehamilan dan proses persalinan atau tidak.
Saran Judi, bila memang sudah punya
ambeien sebelum hamil, lebih baik
ambeiennya dioperasi dulu sebelum
kehamilan berlangsung. Soalnya, jika sudah
kadung hamil, tak bisa dilakukan tindakan
operasi. Yang bisa dilakukan hanya
mencegah agar pembuluh darah tak
bertambah melebar.
Pencegahan bisa dilakukan, antara lain:
- Jangan menunda keinginan buang air besar,
tapi cobalah usahakan untuk buang air besar
secara teratur tiap hari.
- Usahakan minum air jangan kurang dari 2
liter per hari.
- Perbanyak makanan yang mengandung
serat, seperti sayuran dan buah-buahan.
- Lakukan olahraga secara teratur, terutama
olahraga untuk orang hamil, seperti senam
hamil.
- Jika sudah kadung ada perdarahan atau
nyeri yang hebat di daerah tersebut, segera
konsultasikan ke dokter.
Indah Mulatsih
sumber: http://www.mail-archive.com

0 comments:

Post a Comment

Disclaimer:

This is a personal web site. Statements on this site do not represent the views or policies of my company. Tidares is not responsible for the views and opinions of any website linked to & from this page