Wednesday, January 11, 2012

Trotoir Ber-Keramik di Kota Magelang

Kota Magelang terus berbenah. Beberapa perubahan (pembangunan?) dikebut untuk mewujudkan Magelang yang indah dan mempesona. Perubahan disana-sini termasuk juga perubahan tagline kota yaitu dari 'Magelang Kota Harapan' terus diganti menjadi 'Magelang Kota Jasa' dan sekarang (pemerintahan hari ini) merubah lagi menjadi 'Magelang Kota Sejuta Bunga'. Tentu ada maksud dan tujuan di balik perubahan nama itu, tetapi, mari kita sama-sama berharap bahwa semua demi kebaikan semua warga bukan hanya 'kebaikan' (dalam tanda petik) segelintir warga apalagi para oknum.

Salah satu yang mencolok adalah pembangunan trotoir di kawasan Jalan Pemuda atau yang lebih dikenal dengan sebutan kawasan Pecinan, Magelang. Ini adalah kawasan elite tempat pertokoan berjejer sejak jaman doeloe yang merupakan salah satu jalur utama yang membelah Kota Magelang dan jalan tersibuk di Kota Magelang.


Pembangunan trotoir ini menuai banyak kritikan apalagi setelah terjadi penggusuran dan penutupan jalur lambat yang biasa digunakan oleh kendaraan non mesin seperti sepeda dan becak. Akibat penutupan jalur lambat maka beberapa pengendara sepeda dan tukang becak terpaksa masuk ke jalur tengah yang dipakai kendaraan mesin. Tentu saja ini sangat berbahaya baik bagi si penerobos jalan maupun pengguna jalan yang lain.


Pembangunan trotoir menggunakan dana Rp. 1,46 Miliar yang diambilkan dari APBD Tahun Anggaran 2011. Sebuah angka yang besar untuk penataan kawasan Jalan Pemuda (pecinan) Magelang.


Beberapa warga juga mengeluhkan Trotoir ini karena pemilihan material bangunan yang dirasakan kurang sesuai peruntukannya. Material keramik digunakan sebagai penutup, hal ini dikawatirkan akan licin saat terkena air hujan karena trotoir ini adalah ruang terbuka untuk umum. Jatuh terpeleset adalah salah satu resiko yang harus dialami pejalan kaki apabila kurang waspada dan berhati-hati.


Konon, saat siang hari trotoir ini akan digunakan sebagai tempat Pedagang Kaki Lima (PKL) dengan mengadopsi Malioboro Jogja sedangkan di malam hari digunakan sebagai pusat jajanan kuliner dengan lapak lesehan.

Tentu saja pekerjaan pihak Pemerintah Kota Magelang masih banyak dalam penataan kawasan pecinan dengan wajah barunya. Parkir kendaraan dari pegawai dan pemilik toko harus dibenahi agar tidak tampak semrawut seperti gambar diatas.

Warga Magelang terus bertanya-tanya soal maksud dan tujuan pemasangan keramik di kawasan pecinan, semoga pihak pemkot bisa memberikan jawaban yang memuaskan.

Gambar diambilkan dari beberapa grup di facebook

1 comment:

  1. Sepertinya konsep yang dicanangkan, yaitu pemanfaatan trotoar seperti malioboro, bagus juga. Pemilihan bahan keramaik, mungkin agar terlihat lebih cerah, dibanding menggunakan paving block biasa :)
    Semoga Magelang bertambah cantik :)

    ReplyDelete

Disclaimer:

This is a personal web site. Statements on this site do not represent the views or policies of my company. Tidares is not responsible for the views and opinions of any website linked to & from this page