Pembangunan trotoir berkeramik di Kota Magelang terus menuai kritikan dari warga yang mengeluhkan permukaan keramik menjadi licin apalagi setelah diguyur hujan. Selain itu pejalan kaki juga harus berebut tempat dengan Pedagang Kaki Lima (PKL), pengendara sepeda, tukang becak dan lain-lain yang mengisi ruang kosong di trotoir dengan wajah baru itu.
Foto dari pages Wisata Magelang di Facebook memperlihatkan pengguna trotoir yang gado-gado.
Lihatlah ... ada gerobak bakso, PKL, becak, sepeda motor yang parkir, pejalan kaki dll yang berebut ruang.
Dahulu sebagian dari trotoir ini adalah jalur lambat yang dipakai oleh sepeda, becak, gerobak dan kendaraan lain non mesin. Kini jalur lambat tinggal kenangan karena sudah digusur dan tinggi permukaan diratakan dengan trotoir lama. Rambu lalulintas seperti nampak dalam gambar diatas adalah bukti keberadaan jalur lambat. Saat ini rambu tersebut masih terpasang dan artinya sepeda, becak, gerobak dan kendaraan lain non mesin diperbolehkan melewati trotoir berkeramik ini. Benar begitu?
Beberapa hari yang lalu, sebuah koran lokal memberitakan tentang korban akibat terpeleset di trotoir berkeramik. Ini dokumennya ...
Klik pada gambar diatas untuk membaca beritanya.
Bagaimana kisah selanjutnya? Kita tunggu saja ...
Saturday, January 14, 2012
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Disclaimer:
This is a personal web site. Statements on this site do not represent the views or policies of my company. Tidares is not responsible for the views and opinions of any website linked to & from this page
0 comments:
Post a Comment